Kamis, 08 Oktober 2015

MAKALAH ESTETIKA DAN PERKEMBANGAN KELOMPOK 3



MAKALAH
Estetika dan perkembangan

DOSEN PEMBIMBING: Bpk M. Reyhan F. M,pd
MANA KELOMPOK:
1.      Wisnu ardian S.         (141862
2.      Illa fatma                   (1418620619
3.      Azizah ahmad            (14186206196)
4.      Wilda ayu                  (1418620619
5.      Desika susanti            (14186206195)

PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR (PGSD)
SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
(STKIP) PGRI TULUNGAGUNG
Jl. Mayor Sujadi Timur No 7 , Tulungagung 66221                                          Telepon : 0355-321426
2015

KATA PENGANTAR
Puji syukur kami sampaikan kehadirat Tuhan Yang Maha Pemurah karena berkat kemurahanNya makalah ini dapat kami selesaikan sesuai yang diharapkan. Dalam makalah ini kami membahas materi tentang “pengertian Estetika, Estetika dan filsafat, Estetika dan ilmu”
Makalah ini kami buat dalam rangka memperdalam pemahaman mata kuliah seni rupa yang sangat diperlukan dalam materi perkuliahan demi mendapatkan yang maksimal dalam melakukan kegiatannya dan sekaligus melakukan apa yang menjadi tugas pembuatan makalah seni rupa ini. Kami menyadari bahwa kami tidak dapat menyusun makalah ini tanpa ada bantuan, bimbingan, dan dukungan dari berbagai pihak. Kami mengucapkan terimakasih kepada Bapak M. Reyhan F. M.pd sebagai pembimbing kami di mata kuliah seni rupa.
Dalam pembuatan makalah ini kami menyadari masih banyak kekurangan dan jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu karena itu kami dengan senang hati menerima saran maupun kritik uang sifatnya menbangun untuk perbaikan selanjutnya.
Akhir kata kami penulis mohon maaf apabila ada kekurangan dalam pembuatan makalah ini,semoga makalah yang telah dibuat dapat bermanfaat bagi semua pembaca.
Tulungagung,30 september 2015
                                                                                                     penyusun












BAB I
PENDAHULUAN
A.             LATAR BELAKANG
Pendidikan adalah salah satu alat untuk mengangkat derajat manusia untuk menjadikan manusia dipandang sebagai makhluk yang sempurna dengan akal dan kreativitasnya. Kreativitas itu dapat disalurkan kedalam berbagai bidang atau disiplin ilmu, salah satunya adalah seni.
Istilah dan pengertian keindahan tidak lagi mempunyai tempat yang terpenting dalam estetik karena sifatnya yang makna ganda untuk menyebut berbagai hal, bersifat longgar untuk dimuati macam-macam ciri dan juga subyektif untuk menyatakan penilaian pribadi terhadap sesuatu yang kebetulan menyenangkan. Orang dapat menyebut serangkaian bunga yang sangat berwarna-warni sebagai hal yang indah dan suatu pemandangan alam yang tenang indah pula.Orang juga dapat menilai sebagai indah sebuah patung yang bentuk-bentuknya setangkup, sebuah lagu yang nada-nadanya selaras atau sebuah sajak yang isinya menggugah perasaan.Konsepsi yang bersifat demikian itu sulitlah dijadikan dasar untuk menyusun sesuatu teori dalam estetik. Oleh karena itu kemudian orang lebih menerima konsepsi tentang nilai estetis (aesthetic value) yang dikemukakan antara lain oleh Edward Bullough (1880 1934).

B.              RUMUSAN MASALAH
1.      Apa pengertian estetika itu?
2.      Apa yang dimaksud Estetika dan Filsafat?
3.      Apa yang dimsksud Estetika dan Ilmu?

C.              TUJUAN PENULISAN
1.      Mengetahui pengertian dari Estetika
2.      Mengetahui apa yang dimaksud dengan Estetika dan Filsafat
3.      Mengetahui apa yang dimaksud dengan Estetika dan Ilmu








BAB II
PEMBAHASAN
A.              Pengertian Estetika
Berdasarkan pendapat umum, estetika diartikan sebagai suatu cabang filsafat yang memperhatikan atau berhubungan dengan gejala yang indah pada alam dan seni.Pandangan ini mengandung pengertian yang sempit.
Kata estetika berasal dari kata Yunani aisteika yang berarti hal-hal yang dapat di cerap dengan panca indera. Aisteis yang berarti  perasaan, selera atau taste. Dalam prosesnya Munro mengatakan bahwaestetika adalah cara merespon terhadapstimuli, terutama lewat persepsi indera,tetapi juga dikaitkan dengan proseskejiwaan, seperti asosiasi, pamahaman, imajinasi dan emosi.
Emmanuel Kant meninjau keindahan dari 2 segi, pertama dari segi arti yang subyektif dan kedua dari segi arti yang obyektif.a). Subyektif: Keindahan adalah sesuatu yang tanpa direnungkan dan tanpa sangkut paut dengan kegunaan praktis, tetapi mendatangkan rasa senang pada si penghayat. b).Obyektif: Keserasian dari suatu obyek terhadap tujuan yang dikandungnya, sejauh obyek ini tidak ditinjau dari segi gunanya. Bagi Immanuel Kant , sarana kejiwaan yang disebut cita rasa itu berhubungan dengan dicapainya kepuasan atau tidak dicapainya kepuasaan atas obyek yang diamati. Rasa puas itu pun berkaitan dengan minat seseorang atas sesuatu.Suatu obyek dikatakan indah apabila memuaskan minat seseorang dan sekaligus menarik minatnya.Pandangan ini melahirkan subyektivisme yang berpengaruh bagi timbulnya aliran-aliran seni modern khususnya romantisme pada abad ke-19.
Menurut Al-Ghazali, keindahan suatu benda terletak di dalam perwujudan dari kesempurnaan. Perwujudan tersebut dapat dikenali dan sesuai dengan sifat benda itu. Disamping lima panca indera, untuk mengungkapkan keindahan di atas Al Ghazali juga menambahkan indra ke enam  yang disebutnya dengan jiwa (ruh) yang disebut juga sebagai spirit, jantung, pemikiran, cahaya. Kesemuanya dapat merasakan keindahan dalam dunia yang lebih dalam yaitu nilai-nilai spiritual, moral dan agama.Kaum materialis cenderung mengatakan nilai-nilai berhubungan dengan sifat-sifat subjektif, sedangkan kaum idealis berpendapat nilai-nilai bersifat objektif. Andaikan kita sepakat dengan kaum materialis bahwa yang merupakan nilai keindahan itu merupakan reaksi-reaksi subjektif, maka benarlah apa yang terkandung dalam sebuah ungkapan “Mengenai masalah selera tidak perlu ada pertentangan”. Sama seperti halnya orang-orang yang menyukai lukisan abstrak, jika sebagian orang mengatakan lukisan abstrak aneh, maka akan ada juga orang yang mengatakan bahwa lukisan abstrak itu indah. Reaksi ini muncul dalam diri manusia berdasarkan selera. Pada akhirnya pembahasan estetika akan berhubungan dengan nilai-nilai sensoris yang dikaitkan dengan sentimen dan rasa. Sehingga estetika akan mempersoalkan teori-teori mengenai seni. Dengan demikian estetika merupakan sebuah teori yang meliputi:
a.          Penyelidikan mengenai sesuatu yang indah
b.         Penyelidikan mengenai prinsip-prinsip yang mendasari seni
c.          Pengalaman yang bertalian dengan seni, masalah yang berkaitan dengan penciptaan seni, penilaian terhadap seni, dan perenungan atas seni.
Ilmu estetika adalahsuatu ilmu yang mempelajari segala sesuatuyang berkaitan dengan keindahan, mempelajari semua aspek dari apa yang kita sebut keindahan.
Estetika adalah hal yang mempelajarikualitas keindahan dari obyek, maupun daya impils dan pengalaman estetis pencipta dan pengamatannya.
Estetika dalam kontek penciptaan menurutJohn Hosper merupakan bagian dari filsafat yang berkaitan dengan proses penciptaan karya yang indah.
            Mengapa mengenal estetika? Pertama, karena karya-karya seni dan desain yang alami maupun yang buatan begitu berharga sehingga dipelajari ciri-ciri khasnya demi karya seni dan desain itu sendiri.
Kedua, ia mesti berpendapat bahwa pengalaman estetika (pengalaman mengenai karya seni dan desain) itu begitu berharga baik untuk kelompoknya maupun masing-masing anggotanya sehingga karya seni dan desain itu mesti di pelajari.
Ketiga, mungkin dikira bahwa pengalaman ini begitu bernilai pada dirinya sendiri ini begitu bernilai pada dirinya sendiri sehingga membutuhkan pengujian dan penelitian mengenaikualitas karya seni dan desain itu.Estetika merupakan pengetahuan yang mempelajari dan memahami melalui pengamatan hal ikhwal keindahan baik pada obyek maupun subyek atau pencipta dan pengamatan melalui proses kreatis dan fisolofis.
Estetika dalam industri grafis komunikasi
Penggabungan estetika dengan teknologi dalam industri grafis komunikasi merupakan suatu yang kompleks dan mengarah pada perkembangan penggayaan tertentu berdasarkan kebutuhan praktis.

Hakikat estetika
Mayeski (1990) menyatakan estetis berkenaan pada satu apresiasi bwntuk keindahan dan perasaan baru atau kekaguman.misalnya melihat keindahan tenggelamnya matahari, mendengarkan ritme rintik air hujan.
Muharam (1991) menyatakan estetika umumnya dikaitkan dengan pengetahuan keindahan, sedang batasan singkat estetika adalah filsafat dan pengkajian ilmiah dari komponen estetika dan pengalaman manusia. Selanjutnya di katakan pengalaman estetis menekankan pada melakukan hal-hal untuk sesuatu yang orisinil, artinya keindahan akan menjadi sempurna jika keindahan itu diciptakan bukan ditiru atau di manipulasi.
            Dua batasan tersebut di atas dapat di simpulkan bahwa estetika dapat di pergunakan dalam membahas secara teoritis arti estetika/indah atau hal yang bersifat estetis. Lebih lanjut di jelaskan bahwa estetika sebagai sebuah subjek yang menentukan syarat-syarat estetis yang menganalisis dasar, wawasan dan implikasinya dari suatu fenomena mengenai estetika.
            Estetika dapat di pandang dari berbagai aspek tetapi pegangan untuk memahami nilai-nilai estetika yang di pergunakan dalam karya seni terdapat bahwa nilai estetika terdiri dari:
a.       Absolutisme; doktrin tentang pembakuan suara atau pengakuan mengenai keindahan. Penilaian dengan doktrin ini tidak dapat di tawar lagi, artinya: karya yang tidak memenuhi syarat maka karya itu tidah mempunyai nilai.
b.      Anarki; doktrin ini menyerahkan penilaian kepada masing-masing pribadi secara murni, subjektif dan tak perlu tanggung jawab.
c.       Relativisme; doktrin ini menggunakan kriteria atau pembakuan tentang nilai estetika yang tidak mutlak (absolut), tetapi masih objektif dalam pemikiran karena karya berasal dari keinginan dan motifasi manusia abadi.
Pada masa sekarang estetika bisa berarti tiga hal, yaitu:
1.      Studi mengenai fenomena estetis
2.      Studi mengenai fenomena persepsi
3.      Studi mengenai seni sebagai hasil pengalaman estetis.
Masalah dalam seni banyak sekali. Di antara masalah tersebut yang penting adalah masalah manakah yang termasuk estetika, dan berdasarkan masalah apa dan ciri yang bagaimana. Hal ini dikemukakan oleh George T. Dickie dalam bukunya "Aesthetica".Dia mengemukakan tiga derajat masalah (pertanyaan) untuk mengisolir masalah-masalah estetika. Yaitu:
1)      pernyataan kritis yang mengambarkan, menafsirkan, atau menilai karya-karya seni yang khas.
2)      pernyataan yang bersifat umum oleh para ahli sastra, musik atau seni untuk memberikan ciri khas genre-genre artistik (misalnya: tragedi, bentuk sonata, lukisan abstrak).
3)       ada pertanyaan tentang keindahan, seni imitasi, dan lain-lain.
Untuk membedakannya dengan jenis-jenis lainnya seperti misalnya nilai moral, nilai ekonomis dan nilai pendidikan maka nilai yang berhubungan dengan segala sesuatu yang tercakup dalam pengertian keindahan disebut nilai estetis.Dalam hal ini keindahan "dianggap" searti dengan nilai estetis pada umumnya.Apabila sesuatu benda disebut indah, sebutan itu tidak menunjuk kepada sesuatu ciri seperti umpamanya keseimbangan atau sebagai penilaian subyektif saja, melainkan menyangkut ukuran-ukuran nilai yang bersangkutan. Ukuran-ukuran nilai itu tidak terlalu mesti sama untuk masing-masing karya seni, bermacam-macam alasan, karena manfaat, langka atau karena coraknya spesifik.
Yang kini menjadi persoalan ialah apakah yang dimaksud dengan nilai? Dalam bidang filsafat, istilah nilai sering-sering dipakai sebagai suatu kata benda abstrak yang berarti keberhargaan (worth)atau kebaikan (goodness). Dalam Dictionary od Sociology and RelatedSciences diberikan perumusan tentang value yang lebih terperinci lagi sebagai berikut: The believed capacity of any object to satisfy a human desire. The quality of any object which causes it to be of interest to an individual or a group. (Kemampuan yang dipercayai ada pada sesuatu benda untuk memuaskan suatu keinginan manusia.Sifat dari sesuatu benda yang menyebabkannya menarik minat seseorang atau suatu golongan).
B.     Estetika dan Filsafat Keindahan
1.      definisi
Definisi estetika itu beragam. Tiap-tiap filsuf memiliki pendapat yang berbeda antara satu dengan yang lainnya. Tetapi pada prinsipnya mereka sependapat bahwa estetika adalah cabang ilmu filsafat yang membahas tentang keindahan/hal yang indah, yang terdapat dalam alam dan seni. Definisi-definisi itu diantaranya:
Definisi umum:
Estetika adalah cabang filsafat yang membahas mengenai keindahan/hal yang indah yang terdapat pada alam dan seni.
Louis O. Katoff:
Cabang filsafat yang membicarakan definisi, susunan dan peranan keindahan, khususnya di dalam seni.
Dictionaryof philosophy (dagobert D. Runes):
Cabang filsafat yang berhubungan dengan keindahan atau hal yang indah, khususnya dalam seni serta citarasa dan ukuran-ukuran nilai baku dalam menilai seni.
The Encyclopedia of philosophy:
Estetik adalah cabang filsafat yang bertalian dengan penguraian pengertian-pengertian dan pemecahan persoalan-persoalan yang timbul bilamana seseorang merenungkan tentang benda-benda estetis. Pada gilirannya benda-benda estetis adalah semua benda yang terkena oleh pengalaman estetis dengan demikian hanyalah setelah pengenalan estetis dapat secukupnya dapat di nyatakan ciri-ciri bisalah seseorang menentukan batasnya golongan benda-benda estetis tersebut.
William halverson:
Cabang filsafat (axciology) yang bertalian dengan sifat dasar dari nilai-nilai non-moral khususnya keindahan dan nilai-nilai lainnya apapun yang mempunyai sangkutan istimewa dengan seni.
2.      Ruang lingkup keindahan filsafat keindahan dan estetika
Ruang lingkup yang di bahas dengan estetika meliputi:
·         Persoalan tentang nilai estetis (estheic value)
·         Pengalaman estetis (esthetic experience)
·         Seni (art)
Manusia pada umumnya menyukai sesuatu yang indah, baik terhadap keindahan alam maupun keindahan seni.Keindahan alam adalah keharmonisan yang menakjubkan dari hukum-hukum alam yang dibukakan untuk mereka yang mempunyai kemampuan untuk menerimanya.
Sedangkan keindahan seni adalah keindahan hasil cipta manusia (seniman) yang memiliki bakat untuk menciptakan sesuatu yang indah.Pada umumnya manusia mempunyai perasaan keindahan. Rata-rata manusia yang melihat sesuatu yang indah akan terpesona. Namun pada hakikatnya tidak semua orang memiliki kepekaan terhadap keindahan itu sendiri.Keindahan tentang seni telah lama menarik perhatian para filosof mulai dari zaman Plato sampai zaman modern sekarang ini.
Teori tentang keindahan muncul karena mereka menganggap bahwa seni adalah pengetahuan perspektif perasaan yang khusus.Keindahan juga telah memberikan warna tersendiri dalam sejarah peradaban manusia.
Filsafat merupakan bidang pengetahuan yang senantiasa bertanya dan mencoba menjawab persoalan-persoalan yang sangat menarik perhatian manusia sejak dahulu hingga sekarang.Salah satu persoalan yang mendasari ungkapan rasa manusia adalah estetika, jika peranannya sebagai filsafat dan ilmu pengetahuan.
The Liang Gie menyatakan ada enam jenis persoalan falsafi, yaitu:
1.      Persoalan metafisis (methaphysical problem)
2.       Persoalan epistemologis (epistemological problem)
3.       Persoalan metodologis (methodological problem)
4.       Persoalan logis (logical problem)
5.       Persoalan etis (ethical problem)
6.       Persoalan estetika (esthetic problem)
Pendapat umum menyatakan bahwa estetika adalah cabang dari filsafat, artinya filsafat yang membicarakan keindahan.
Persoalan estetika pada pokoknya meliputi empat hal:
1.      Nilai estetika (esthetic value)
2.       Pengalaman estetis (esthetic experience)
3.       Perilaku orang yang mencipta (seniman)
4.       Seni
Pada zaman Yunani Kuno sampai masa-masa kemudian filsafat keindahan menjadi begian dari metafisika (yakni cabang filsafat yang membahas persoalan-persoalan tentang keberadaan dan seluruh realita).Banyak metode dan istilah metafisika dipergunakan dalam filsafat keindahan.Filsuf yang mulai banyak membahasnya adalah Socrates (496-399 SM) dan Plato (427-347 SM).Istilah-istilah yang mereka pakai lebih umum sifatnya.Aristoteles, filsuf yang pernah menjadi guru Iskandar Agung, mempergunakan istilah Poetika. Kemudian hari muncul istilah-istilah seperti “art” dan “humaniora” yang mana istilah ini di negara-negara pemakai bahasa Inggris masih dijunjung tinggi bahkan dipakai sebagai nama jurusan The Humanities (yang menjadi orang muda lebih manusiawi). Estetika di dunia Barat sama tuanya dengan filsafat. Khususnya dalam filsafat Plato.Masalah estetika memainkan peranan yang sangat penting.Keindahan yang mutlak menurut Plato hanya terdapat dalam tingkatan ide-ide dan dunia ide yang mengatasi kenyataan.Itulah dunia ilahi yang tidak langsung terjangkau oleh manusia, tetapi yang paling mendekati deskripsi para filsuf adalah pendekatan melalui dunia ide dengan harmoni yang ideal (Teeuw, 347:1984). Dick Hartoko dalam bukunya Manusia dan Seni (1986: 15-17 ) mengemukakan perihal estetika yang meliputi pengertian dan juga asal kata dari istilah tersebut pertama-tama mengungkap Istilah anastesi yang terdiri atas dua bagian: “an” yang berarti “tidak” dan “aesthesis” berarti yang berarti “perasan, pencerapan, persepsi”. Jadi dapat disimpulkan bahwa tugas ahli anasthesi itu supaya pasien yang menjalani operasi bedah tidak merasakan sakit atau justru bisa tidak sadar diri.Kata “aesthesis” berasal dari bahasa Yunani dan berarti pencerapan, persepsi, pengalaman, perasaan, pemandangan.Kata ini untuk pertama kali dipakai oleh Alexander Gottlieb Baumgarten (1714-1762).Filsafat estetika pertama kali dicetuskan oleh Alexander Gottlieb Baumgarten (1975) yang mengungkapkan bahwa estetika adalah cabang ilmu yang dimaknai oleh perasaan.Walau begitu, dalam sejarah falsafah, tokoh yang paling berjasa merumuskan dan membangun pengertian estetika sebagai bidang falsafah adalah Hegel (1770-1831) seorang filosof idealis Jerman yang pemikirannya sangat berpengaruh pada abad ke-19 dan 20. Hegel inilah yang terutama sekali menghubungkan estetika dengan seni, sehingga pada abad ke-19 estetika tidak berkembang semata-mata sebagai falsafah keindahan, tetapi menjelma menjadi semacam teori seni .
Filsafat estetika adalah cabang ilmu dari filsafat aksiologi, yaitu filsafat nilai.Istilah aksiologi digunakan untuk memberi batasan kebaikan yang meliputi etika, moral, dan perilaku.Adapun estetika yaitu memberi batasan mengenai hakikat keindahan atau nilai keindahan. Baumgarten masih memasukkan pengalaman tentang keindahan dalam ilmu pengetahuan, namun ia merasa perlu  untuk menciptakan sebuah istilah tersendiri guna menunjukkan bahwa pengetahuan ini lain dari yang lain. Istilah ini juga berbeda dengan pengetahuan akal budi semata-mata. Puncak awal perkembangan estetika sebagai salah satu bidang falsafah yang penting tampak pada pemikiran Immanuel Kant (1724-1784) Semenjak Kant, pengetahuan tentang keindahan atau pengalaman estetika tidak dapat ditempatkan di bawah payung logika atau etika, namun istilah estetika tetap dipertahankan. Adapun yang dimaksudkan dengan istilah itu ialah cabang filsafat yang berurusan dengan keindahan.Maka Alexander Gottlieb Baumgarten mengembangkan filsafat estetika yang didefinisikannya sebagai ilmu pengetahuan tentang keindahan.Hal ini dituangkan melalui karyanya yang berjudul Aesthetica Acromatica (1750-1758).

C.    Estetika dan Ilmu estetika
Istilah estetika sebagai “ilmu tentang seni dan keindahan” pertama kali di perkenalkan oleh  Alexander Baumgarten (1714 1762), seorang filsuf Jerman adalah yang pertama memperkenalkan kata "aisthetika", sebagai penerus pendapatCottfried Leibniz (1646-1716). Baumgarten memilih estetika karena ia mengharapkan untuk memberikan tekanan kepada pengalaman seni sebagai suatu sarana untuk mengetahui (the perfection of sentient knowledge).
Untuk estetika sebaiknya jangan dipakai kata filsafat keindahan karena estetika kini tidak lagi semata-mata menjadi permasalahan falsafi tapi sudah sangat ilmiah. Dewasa ini tidak hanya membicarakan keindahan saja dalam seni atau pengalaman estetis, tetapi juga gaya atau aliran seni, perkembangan seni dan sebagainya.
Walaupun pembahasan estetika sebagai ilmu baru di mulai pada abad ke XVII namun pemikiran tentang keindahan dan seni sudah ada sejak zaman yunani kuno, yang di sebut dengan istilah “beauty” yang di terjemahkan dengan istilah “filsafat keindahan”
            Ilmu estetika adalah ilmu yang mempelajari segala sesuatu yang berkaitan dengan keindahan, mempelajari semua aspek dari apa yang kita maksud dengan keindahan.
Estetika dan ilmu merupakan suatu kesatuan yang tak dapat dipisahkan , karena sekarang ada kecenderungan orang memandang sebagai ilmu kesenian (science of art) dengan penekanan watak empiris dari disiplin filsafat..

Dalam karya seni dapat digali berbagai persoalan obyektif. Umpamanya persoalan tentang susunan seni, anatomi bentuk, atau pertumbuhan gaya, dan sebagainya. Penelahaan dengan metode perbandingan dan analisis teoritis serta penyatupaduan secara kritis menghasilkan sekelompok pengetahuan ilmiah yang dianggap tidak tertampung oleh nama estetika sebagai filsafat tentang keindahan. Akhir abad ke-19 bidang ilmu seni ini di Jerman disebut "kunstwissensechaft".Bila istilah itu diteterjemahkan ke dalam bahasa Inggris adalah "general science of art".
E.D. Bruyne dalam bukunya Filosofie van de Kunst berkata bahwa pada abad ke-19 seni diperlakukan sebagai produk pengetahuan alami.Sekarang dalam penekanannya sebagai disiplin ilmu, estetika dipandang sebagai "the theory of sentient knowledge".Estetika juga diterima sebagai "the theory of the beautiful of art" atau "the science of beauty".
Sebagai disiplin ilmu, estetika berkembang sehingga mempunyai perincian yang semakin kaya, antara lain:
-          Theories of art,
-         Art Histories,
-         Aesthetic of Morfology,
-          Sociology of Art,
-         Anthropology of Art,
-         Psychology of Art,
-         Logic, Semantic, and Semiology of Art.
Estetika merupakan studi filsafati berdasarkan nilai apriori dari seni (Panofsky) dan sebagai studi ilmu jiwa berdasarkan gaya-gaya dalam seni (Worringer).
Berdasarkan kenyataan pendekatan ilmiah terhadap seni, dalam estetika dihasilkan sejarah kesenian dan kiritk seni.Sejarah kesenian bersifat faktual, dan positif, sedangkan kritik seni bersifat normatif.
Kelompok Keahlian Estetika dan Ilmu-ilmu Seni (Aesthetics and The Sciences of Arts) adalah kelompok keahlian yang melingkupi wilayah kajian yang lebih bersifat keilmuan – dan berkaitan dengan praktik seni rupa – ia menjadi penafsir dan penjelas fenomena kehidupan seni rupa. Tercakup dalam kelompok keahlian ini adalah wilayah keilmuan Sejarah Seni, Estetika, Kritik Seni, Antropologi Seni, Sosiologi Seni, Psikologi Seni, Filsafat Seni, dan Manajemen Seni yang selama ini telah mapan. Selain itu, keilmuan lain yang sangat terkait dengan seni rupa dan mulai di rintis adalah Semiotika dan Hermeneutika.







BAB III
PENUTUP
Kesimpilan
Kata estetika berasal dari kata Yunani aestheis yang berarti perasaan, selera atau taste. Dalam prosesnya Munro mengatakan bahwaestetika adalah cara merespon terhadapstimuli, terutama lewat persepsi indera,tetapi juga dikaitkan dengan proseskejiwaan, seperti asosiasi, pamahaman, imajinasi dan emosi.
Berdasarkan pendapat umum, estetika diartikan sebagai suatu cabang filsafat yang memperhatikan atau berhubungan dengan gejala yang indah pada alam dan seni. Pandangan ini mengandung pengertian yang sempit
Filsafat merupakan bidang pengetahuan yang senantiasa bertanya dan mencoba menjawab persoalan-persoalan yang sangat menarik perhatian manusia sejak dahulu hingga sekarang.Salah satu persoalan yang mendasari ungkapan rasa manusia adalah estetika, jika peranannya sebagai filsafat dan ilmu pengetahuan.
Filsafat estetika adalah cabang ilmu dari filsafat aksiologi, yaitu filsafat nilai.Istilah aksiologi digunakan untuk memberi batasan kebaikan yang meliputi etika, moral, dan perilaku.Adapun estetika yaitu memberi batasan mengenai hakikat keindahan atau nilai keindahan.
Kelompok Keahlian Estetika dan Ilmu-ilmu Seni (Aesthetics and The Sciences of Arts) adalah kelompok keahlian yang melingkupi wilayah kajian yang lebih bersifat keilmuan – dan berkaitan dengan praktik seni rupa – ia menjadi penafsir dan penjelas fenomena kehidupan seni rupa. Tercakup dalam kelompok keahlian ini adalah wilayah keilmuan Sejarah Seni, Estetika, Kritik Seni, Antropologi Seni, Sosiologi Seni, Psikologi Seni, Filsafat Seni, dan Manajemen Seni yang selama ini telah mapan. Selain itu, keilmuan lain yang sangat terkait dengan seni rupa dan mulai di rintis adalah Semiotika dan Hermeneutika.

Saran-






DAFTAR PUSTAKA
Sumber: e-book ini diunduh dari pendidikan seni rupa dan kerajinan stkip madiun

Tidak ada komentar:

Posting Komentar